SEBAB-SEBAB YANG DAPAT MEMPERKUAT IMAN

Seseorang bertanya dengan
penuh pengharapan. Bagaimana
caranya agar bisa memperkuat
imannya dimana kondisi yang
dia alami adalah, dia sering sekali
menemui keadaan dimana ayat-
ayat Al Quran yang dibacanya
tidak memberi pengaruh apapun
pada dirinya, kecuali hanya
sedikit sekali.
Dalam bukunya, “Fatwa-fatwa
Terkini”, Syaikh Ibnu Utsaimin,
mengatakan bahwa mereka yang
mengalami keadaan tersebut
adalah disebabkan oleh
kekerasan hatinya.
Penyakit keras hati pada masa
sekarang ini banyak sekali dan
sebab utamanya adalah
berpaling dari beribadah dan
ketundukan secara total kepada
Allah Ta’ala. Andaikata seseorang
beribadah kepada Allah dengan
sebenar-benarnya dan tunduk
patuh kepada-Nya dengan
sebenar-benarnya, niscaya dia
akan mendapatkan hatinya
menjadi lunak dan khusyu’. Dan,
andaikan seseorang di antara
kita menyongsong Al Quran dan
mentadabburinya, niscaya dia
juga akan mendapatkan hatinya
menjadi lunak dan khusyu’ sebab
Allah Ta’ala berfirman;
”Kalau sekiranya Kami
menurunkan Al Quran ini kepada
sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah
belah disebabkan takut kepada
Allah.” (QS. Al Hasyr: 21)
Di antara penyebab timbulnya
penyakit keras hati adalah
fenomena hiasan dunia di era
kontemporer ini, terbuainya
manusia olehnya serta
beragamnya problematika. Oleh
karena itu, anda bisa menjumpai
anak kecil yang belum begitu
mengenal godaan duniawi dan
godaan duniawi pun belum
menyentuhnya lebih banyak
khusyu’ dan tangisnya jika
hatinya tersentuh dibandingkan
dengan orang dewasa. Ini adalah
pemandangan yang kita saksikan
dan kalian saksikan juga
sekarang ini di Masjidil Haram di
saat shalat Qiyamullail. Anda akan
menjumpai anak-anak muda
berusia delapan belas tahun
misalnya bisa lebih banyak
tangisnya karena tersentuh saat
disebutkan ayat-ayat yang berisi
ancaman atau sugesti daripada
orang yang lebih tua dari mereka
karena hati mereka lebih lunak
dan belum banyak terbuai oleh
godaan duniawi dan belum
begitu memikirkan problematika-
problematika jangka panjang
ataupun pendek.
Oleh karena itu, kita menjumpai
mereka lebih banyak diliputi rasa
khusyu’ dan lebih dekat kepada
kelunakan hati daripada mereka
yang sudah terbelalak oleh
godaan duniawi dan terbuai
olehnya sehingga menjadikan
hati mereka tercerai berai ke
sana ke mari.
Nasehat saya supaya
mengkonsentrasikan hati dan
pemikiran hanya pada hal yang
terkait dengan dien ini semata,
antusias dalam membaca Al
Quran dengan tadabbur dan
perlahan serta serta antusias
pula merujuk kepada hadits-
hadits yang mengandung
targhib (bersifat rangsangan dan
sugesti) dan tarhib (bersifat
menakutkan dan ultimatum)
karena hal ini dapat melunakkan
hati.
Atau dengan kata lain, cobalah
membaca Kitabullah,
mengkajinya dan mentadabburi
makna dan hukum-hukumnya,
mengkaji sunnah Nabi saw dan
mengetahui rincian syari’at
darinya, mengamalkan isinya dan
komitmen terhadapnya dalam
perbuatan dan ucapan,
menjadikan diri selalu dalam
pengawasan Allah dan
menyadarkan hati akan
keagungan-Nya, mengingat hari
akhir dan adanya hisab, pahala,
siksa dan kepedihan serta hal-hal
yang menyeramkan, bergaul
dengan orang-orang yang
dikenal keshalihannya dan
menjauhi para pelaku kejahatan
dan kerusakan.
---- Sumber: Syaikh Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baz,dkk, “Fatwa-
Fatwa Terkini”, jilid 1, Penerbit:
Darul Haq, Jakarta.
(Kafemuslimah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar