Dampak Dari Insomnia

Anda sering mengalami
gangguan susah tidur? Saat
semua orang menikmati
istirahat panjang di malam hari,
anda justru tetap terjaga? Kalau
anda menjawan YA, maka
mulailah menganggap bahwa
ini adalah hal serius. Jangan
sekali-kali meremehkannya,
karena gangguan tidur
berpotensi menyebabkan
kematian.
Menurut Dr Olga Parra yang
melakukan penelitian bersama
tim peneliti dari University
Hospital Barcelona, Spanyol,
kesulitan tidur atau 'sleep
apnea' bisa berdampak pada
naiknya resiko stroke yang
mengakibatkan kematian.
Kesulitan selama tidur
kemungkinan disebabkan oleh
adanya gangguan secara
berkala saat mengambil nafas.
Ini bisa menjadi resiko baru
sebuah kematian yang
disebabkan oleh stroke.
Kesulitan untuk tidur atau
'sleep apnea' diperkirakan
dialami hampir 20% orang dan
setidaknya gangguan
pernafasan itu mengalami
masa interval 10 detik atau
lebih yang bisa dialami selama
300 kali dalam semalam.
Dalam penelitiannya, Dr Olga
Parra melibatkan 161 pasien
penderita stroke untuk melihat
hubungan antara resiko stroke
dengan 'sleep apnea'.
"Penelitian kami merupakan
kali pertama yang menyebut
adanya hubungan antara 'sleep
apnea' dan stroke yang bisa
menimbulkan kematian,"
ujarnya. Hubungan itu sangat
jelas dimana 'sleep apnea'
merupakan gangguan
pernafasan selama tidur karena
terhambatnya aliran udara.
Dr Olga Parra mulai melakukan
monitoring atas penderita
stroke setelah pihak rumah
sakit mendapati kenyataan
adanya pasien yang mengalami
stroke setelah mengalami
gangguan selama tidur. Selama
hampir 30 bulan melakukan
penelitian, Dr Olga Parra
menghadapi kenyataan bahwa
22 dari 161 pasien meninggal
dunia.
Setengah dari 22 pasien itu
mengalami serangan stroke
tahap kedua. Pasien yang
paling tinggi dari 161 pasien
itu adalah penderita 'sleep
apnea' dan menduduki resiko
paling tinggi mengalami stroke.
Demikian kesimpulan tim
pimpinan Dr Olga Parra yang
dipublikasikan oleh the
European Respiratory Journal.
Stroke merupakan penyakit
yang paling banyak
menyebabkan kematian dan
terjadi jika aliran darah ke otak
mengalami hambatan. Karena
mengalami hambatan maka
aliran oksigen tidak bisa
mengalir ke otak. Menurut WHO
di tahun 2002 silam
diperkirakan 5.5 juta orang
meninggal diseluruh dunia
karena stroke.
Mengomentari hasil penelitian
Dr Olga Parra itu, Ludger Grote
dari Sahlgrenska Hospital,
Swedia, mengatakan penelitian
itu membuat orang makin
memahami peran 'sleep apnea'
pada pasien penderita stroke.
"Studi Dr Olga Parra
memperjelas potensi sleep
apnea pada penderita stroke.
Hal itu bisa menjadi sebuah
pertimbangan untuk melihat
implikasi untuk melakukan
manajemen stroke."
Kini Dr Olga Parra akan
menyebarluaskan hasil studi
mereka ke pusat rehabilitasi
'sleep apnea' diseluruh Spanyol
untuk mengurangi angka
kematian akibat stroke. Lima
tahun kedepan Dr Olga Parra
berharap bisa dimunculkan
hasil studi yang baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar